aku

aku

Jumat, 19 November 2010

Analisis dan Diagnosis Lingkungan Eksternal

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang Masalah

Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir ini, beberapa fenomena menarik dapat kita amati baik di bidang sosial, ekonomi, kebudayaan, maupun politik. Dari fenomena yang ada itu, hal yang perlu dicermati adalah bahwa perubahan yang terjadi pada bidang-bidang tersebut mempunyai implikasi kebijakan bagi aktivitas dunia bisnis. Sebagai contoh, keberhasilan pemerintah Indonesia dalam mengendalikan jumlah penduduk melalui program Keluarga Berencana, dalam banyak hal sangat mempengaruhi pola kegiatan masyarakat tidak hanya di bidang ekonomi saja tetapi juga bidang-bidang lain yang terkait.

Analisis lingkungan eksternal yang menjadi topik bahasan pada bab ini akan mencakup pemahaman berbagai faktor di luar perusahaan yang mengarah pada munculnya kesempatan bisnis (opportunities) atau bahkan ancaman (threats) bagi perusahaan. Di dalam analisis lingkungan ekstern juga berupa memilah permasalahan global yang dihadapi perusahaan ke dalam bentuk lebih rinci untuk menemukan bentuk, fungsi, dan keterkaitan antar bagian. Bagi pengembangan manajemen strategik, analisis ini dibutuhkan tidak hanya terbatas pada rincian analisis kesempatan dan ancaman saja, tetapi juga untuk menentukan dari mana dan untuk apa hasil analisis itu dipergunakan. Dengan kata lain, manajer puncak membutuhkan diagnosis lebih lanjut atas hasil analisis lingkungan eksternal.

II. Identifikasi Masalah

Sesuai dengan judul makalah ini “Analisis dan Diagnosis Lingkungan Eksternal”, terkait dengan pelaksanaan program pendidikan di sekolah dan fungsi serta sumbangan perpustakaan terhadap pelaksanaan program tersebut.

Berkaitan dengan judul tersebut, maka masalahnya dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi lingkungan umum yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan.

2. Mempelajari tentang tata cara melakukan analisis lingkungan.

3. Mempelajari keterkaitan antara analisis lingkungan umum dan proses manajemen strategik

III. Pembatasan Masalah

Untuk memperjelas ruang lingkup pembahasan, maka masalah yang dibahas dibatasi pada masalah yang berkaitan antara analisis linkungan eksternal dan proses diagnosis yang disajikan pada table di bawah ini :

Tabel Analisis Lingkungan dan Proses Diagnosis

Lingkungan Eksternal

General :

· Sosial Ekonomi

· Teknologi

· Pemerintah

Industri :

· Pelanggan

· Pemasok

· Pesaing Internasional

IV. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut, masalah-masalah yang dapat di analisis dan diagnosis sebagai berikut :

Analisis dan Diagnosis Disparitas Strategik

Analisis :

1. Identifikasi strategi yang dipergunakan untuk mengkaitkan berbagai variable lingkungan saat ini. Apa asumsi dan/atau prediksi tentang lingkungan yang berpengaruh terhadap perusahaan saat ini?

2. Memprakirakan kondisi lingkungan di masa datang. Apakah asumsi dan/atau prediksi yang dipergunakan sama dengan yang dilakukan pada tahap 1? Apakah masih terdapat celah atau disparitas strategik?

Diagnosis :

1. Apakah disparitas strategik antara kondisi lingkungan saat ini dan masa datang cukup signifikan untuk dipertimbangkan bagi kepentingan perusahaan?

2. Apakah perubahan trategi perlu dilakukan untuk menyesuaikan dengan kondisi lingkungan?

3. Apakah perlu ada upaya khusus untuk mengurangi disparitas strategik yang terjadi?

Atas dasar model diagnosis-analisis di atas, pada bagian ini akan dikaji tentang beberapa faktor penentu lingkungan umum dalam kaitannya dengan stategi organisasi.

BAB II

ISI

I. Lingkungan Umum (General Environment)

Lingkungan umum (General Environment) yang dimaksudkan dalam hal ini adalah kumpulan dari berbagai faktor lingkungan makro-eksternal, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang mempengaruhi dinamika organisasi perusahaan. Namun demikian, mengingat luas atau cakupan dan kedalaman fungsi sektoral, maka secara umum lingkungan tersebut dapat dikelompokkan ke dalam tiga sektor utama : sosial-ekonomi, teknologi, dan pemerintah.

Pada setiap sektor lingkungan, terdapat banyak sub faktor yang masing-masing saling berinteraksi membentuk satu kekuatan yang pada akhirnya mempengaruhi strategic manajer dalam proses pengambilan keputusan.

Sebagai konsekuensinya, maka terdapat berbagai macam cara yang dapat dipergunakan untuk menganalisis dan mendiagnosis kondisi makro-eksternal tersebut.

Sektor Sosial-Ekonomi

Sektor Sosial-Ekonomi terutama akan banyak berpengaruh terhadap penentuan jumlah permintaan produk dan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk perusahaan. Tiga sektor utama yang akan dibahas pada sektor ini adalah : kondisi perekonomian, pengaruh iklim, dan lingkungan sosial yang semuanya dapat membantu atau menghambat pencapaian tujuan perusahaan.

Kondisi Perekonomian

Tingkat kejelian mengamati kondisi perekonomian saat ini dan keakurasian dalam pemrakiraan akan sangat berpengaruh terhadap tingkat keberuntungan dan kesuksesan perangcangan strategi perusahaan. Faktor kondisi perekonomian yang perlu dikaji secara spesifik mencakup :

· Tahap-tahap yang terjadi dalam siklus bisnis (business cycle) seperti : depresi, resesi, recovery, dan tahap kemakmuran.

· Laju inflasi dan deflasi untuk komoditas-komoditas tertentu yang mempunyai nilai strategik. Pengaruh inflasi akan sangat terasa bagi perusahaan khususnya dalam penentuan harga dan tingkat upah karyawan.

· Kebijakan fiskal dan moneter yang berlaku khususnya akan sangat berpengaruh terhadap penentuan besarnya suku bunga dan besarnya tingkat pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan.

· Informasi tentang neraca pembayaran dan volume neraca perdagangan antar Negara.

Pemahaman atas berbagai faktor ekonomi-makro tersebut di atas akan sangat membantu dalam proses untuk menuju keberhasilan strategi bisnis. Karena pada dasarnya memang setiap aspek ekonomi makro dapat muncul sebagai kesempatn atau mungkin ancaman bagi perusahaan.

Sebagai contoh, sebagian orang menganggap bahwa inflasi adalah merupakan ancaman bagi pencapaian tujuan perusahaan. Namun bagi sebagian industri lain, seperti penjualan barang dagangan dengan sistem katalog, adanya inflasi justru merupakan kesempatan bagi pengembangan bisnis karena perusahaan akan lebih fleksibel dalam menetapkan harga.

Pengaruh perubahan pola permintaan masyarakat terhadap suatu produk, ketersedian modal, laju inflasi, dan volume neraca perdagangan serta neraca pembayaran terhadap masing-masing industry memang akan berbeda-beda. Oleh karenanya, bagi strategic manager, satu hal yang perlu dipahami adalah ketetapan dalam penentuan faktor-faktor ekonomi dominan yang mempengaruhi kehidupan bisnisnya. Kemudian memprakiran tentang perubahan atas masing-masing faktor serta implikasinya terhadap kepentingan perusahaan di masa datang.

Kondisi Alam

Perubahan kondisi alam kadangkala memang sulit diperkirakan sebelumnya. Namun demikian ini bukan berarti bahwa faktor ekologi dan kondisi alam dapat diabaikan begitu saja dalam perancangan strategi bisnis.

Beberapa jenis komoditas khususnya hasil pertanian akan sangat berpengaruh karena perubahan faktor musim dan kondisi alam lainnya.

Kestabilan curah hujan, kesesuaian musim, dan penggunaan pola tanam tertentu dalam banyak hal akan menentukan keberhasilan beberapa komoditas di sektor pangan. Komoditas pertanian khususnya pangan, mempunyai karekteristis tersendiri yang membedakannya dengan komoditas pertanian lainnya. Selain sifatnya yang menghendaki proses produksi yang terstruktur, juga pada pengelolaan pasca panen yang handal. Oleh karena kunci keberhasilan pada sektor ini akan terletak terutama dalam pengendalian harga dan kualitas produk.

Kondisi Sosial

Bagian terakhir dari faktor social-ekonomi menitikberatkan pada tata nilai (value) dan sikap (attitudes) masyarakat, termasuk di dalamnya adalah pelanggan dan karyawan, yang semuanya mempengaruhi strategi perusahaan. Perubahan tata nilai dan sikap masyarakat akan membawa pengaruh terhadap gaya hidup (life style) yang pada gilirannya mempengaruhi permintaan akan produk perusahaan.

Lebih khusus, identifikasi atas variable yang membentuk gaya hidup pada suatu masyarakat tertentu dapat diukur dari tiga hal: (1) bagaimana masyarakat mengalokasikan waktu yang dimiliki ke dalam berbagai aktivitas (activities), (2) faktor apa yang dianggap sebagai penentu minat (interests) masyarakat terhadap lingkungannya, dan (3) bagaimana pendapat (opinions) mereka terhadap lingkunngan sekitarnya. Ketiga faktor yang membentuk gaya hidup masyarakat tersebut akan banyak membantu manajer terutama dalam menentukan segmen pasar yang akan dilayani. 1

Beberapa contoh berikut mungkin dapat membantu lebih memperjelas tentang bagaimana faktor sosial-ekonomi dapat menimbulkan kesempatan dan ancaman bagi perusahaan seperti :

· Keberhasilan program Keluarga Berencana dalam mengendalikan laju pertumbuhan penduduk di Indonesia sangat berpengaruh terhadap pola kebiasaan berperilaku masyarakat selama ini. Pemahaman atas Norma Keluarga Kecil Bahagia dn Sejahtera (NKKBS) dalam banyak hal telah menggantikan konsepsi tentang “banyak anak-banyak rezeki” yang terutama dianut oleh masyarakat Jawa.

1 David L. Loudon dan Albert J. Della Bitta, Consumer Behavior : Concept and Applications McGraw-Hill Book Company, Third Edition, 1988, p. 118-127.

· Keberhasilan dalam pengendalian laju pertumbuhan penduduk berpengaruh positif terhadap tingkat pendidikan formal yang mampu diselesaikan oleh masyarakat. Pengaruh terbesar dari meningkatnya “angka-melek-huruf” pada masyarakat adalah munculnya sikap dan pandangan baru masyarakat tentang waktu kerja dan pada akhirnya tentang kualitas hidup (the quality of life) yang diharapkan dari bekerja.

· Perubahan pandangan atas jangka waktu kerja juga mempunyai pengaruh terhadap pandangan masyarakat terhadap wanita kerja atau wanita karier. Perkembangan selama ini telah menunjukkan bahwa wanita bukan lagi hanya berperan sebagai “konco wingking” atau ibu rumah tangga yang mengurusi dapur saja, tetapi peran mereka telah jauh berkembang sejalan dengan perubahan dinamika penduduk. Implikasinya, strategic manager kini harus mulai mempertimbangkan tentang potensi “kaum wanita” sebagai sumber daya strategik bagi pengembangan organisasi. Peran mereka tidak hanya dibatasi pada urusan kesekretariatan saja, tetapi mulai dikembangkan pada posisi manajerial. Walaupun fenomena semacam ini kadangkala cukup potensial menimbulkan konflik antar unit dalam organisasi.

· Keberhasilan dalam memasyarakatkan teknologi informasi memungkinkan masyarakat di berbagai kawasan dunia mengadopsi budaya antar bangsa tanpa proses seleksi yang ketat. Pengaruh lintas-budaya tersebut akan kelihatan terutama pada berbagai aktivitas dan produk yang dikonsumsi. Terlebih lagi, apabila struktur penduduk yang ada mendukung, maka pengaruh lintas budaya akan berpengaruh terhadap perilaku yang ditampilkan masyarakat. Satu realitas menarik yang dapat diungkapkan untuk menggambarkan pengaruh dari proses lintas budaya adalah mulai dengan melunturnya tatanan nilai yang dianut kaum muda.

Sektor Teknologi

Di samping memahami dampak faktor sosial-ekonomi terhadap produk, pasar, dan cara berbisnis, maka seorang manajer puncak kini seolah juga dipaksa untuk memahami pengaruh perubahan faktor teknologi terhadap kegiatan operasi, dan kemampuan untuk menciptakan produk. Adanya perubahan teknlogi selain dapat mendorong munculnya kesempatan bisnis dan perbaikan upaya pencapaian tujuan organisasi, hal itu dapat juga merupakan ancaman bagi kelangsungan produk perusahaan yang sudah ada. Beberapa produk teknologi yang dapat dipergunakan sebagai contoh “pendobrak” yang mampu menciptakan lingkungan bisnis antara lain : komputer, transitor, perkembangan teknik genetika tanaman, dan pendayagunaan tenaga surya.

Oleh karenanya, perubahan teknologi sudah barang tentu akan banyak berpengaruh terhadap siklus kehidupan produk. Ketetapan dalam penilaian siklus pada kehidupan produk pada gilirannya akan dapat menentukan “timing” yang tepat untuk meluncurkan produk baru atau memodifikasi produk yang ada. Dalam kasus semacam ini, maka pengamatan lingkungan atau sering dikenal environmental scanning sangat diperlukan untuk menentukan perubahan teknologi apa yang diperlukan untuk tetap mempertahankan produk di pasar. Perubahan teknologi juga akan sangat berpengaruh pada pilihan metode distribusi dan kemampuan tenaga penjual yang dibutuhkan untuk melayani segmen pasar yang dipilih.

Sudah barang tentu tingkat akseptabilitas perubahan teknologi akan sangat bervariasi antara satu organisasi dengan lainnya. Tingkat kecepatan atau keterlambatan dalam mengantisipasi perubahan teknologi dalam banyak hal adalah merupakan fungsi dari kreativitas sumber daya manusia, tingkat reseptif perusahaan dalam industri, dan ketersediaan sumber dana untuk membelanjai kegiatan penelitian dan pengembangan serta operasional.

Sektor Pemerintah

Peran pemerintah dalam mekanisme penyampaian produk dari produsen ke konsumen sangat besar. Campur tangan pemerintah memang tidak dapat dihindari pada setiap tahap dalam setiap rangkaian kegiatan produksi. Alat kendali pemerintah melalui berbagai paket kebijakan fiskal dan moneter ternyata cukup efektif untuk mempengaruhi dinamika bisnis. Selain itu, pemerintah juga mempunyai otoritas dalam hal pengaturan atau tata niaga berbagai komoditas termasuk di dalamnya komposisi penggunaan tenaga kerja dan pengendalian supply produk.

Konsekuensi logis yang muncul kemudian adalah bahwa sektor pemerintah juga mempunyai andil yang cukup besar dalam upaya penentuan pilihan strategik bisnis. Peran pemerintah sangat dominan dalam kaitannya dengan penciptaan kesempatan dan sekaligus ancaman terhadap kelangsungan bisnis yang ditimbulkan dari sektor pemerintah antara lain :

· Pemerintah adalah merupakan konsumen yang cukup besar bagi banyak produk. Pasar pemerintah dapat dipergunakan sebagai alat untuk mempengaruhi dinamika di sektor sosial-ekonomi. Meningkatnya anggaran pembangunan dari pemerintah ini menunjukkan semakin banyak kebutuhan produk yang akan diperuntukkan bagi masyarakat bentuk prasara fisik dan bentuk pengeluaran lainnya.

· Pemerintah dapat berperan sebagai pelindung dari adanya praktik tidak sehat dalam berbagai kegiatan bisnis yang muncul dari luar. Di samping pemerintah sebenarnya juga berkepentingan dengan tumbuhnya industri dan kegiatan ekonomi domestik.

II. Teknik Analisis Lingkungan

Bagi manajer puncak, hal penting yang perlu dicermati atas faktor lingkungan terutama adalah bentuk, fungsi, dan keterkaitan antar sektor. Kajian lengkap atas berbagai sektor dirasa perlu mengingat tidak seluruh faktor lingkungan mempunyai pengaruh yang sama terhadap seluruh perusahaan. Analisis keterkaitan antar sektor dalam hal ini dapat dipergunakan untuk menentukan faktor kunci bagi penciptaan kesempatan atau bahkan merupakan ancaman bagi kepentingan perusahaan di masa datang. Secara lengkap, analisis tersebut dapat ditempuh melalui tiga cara : informasi verbal dan tertulis, studi pemrakiraan formal, dan perancangan sistem informasi.

Cara pertama yang dapat dipergunakan untuk menganalisis lingkungan adalah melalui pengumpulan informasi verbal dan tertulis dari berbagai sumber.

Informasi verbal dapat dikumpulkan dengan pendekatan formal maupun informal. Sumber data bagi pengumpulan informal verbal mencakup penggunaan media elektornik, karyawan, pelanggan, pesaing, konsultan, dan bahkan juru bicara pemerintah yang ditunjuk.

Sementara informasi yang tertulis, yaitu segala sesuatu yang dapat dibaca dari sumber informasi yang telah dipersiapkan oleh pihak lain untuk tujuan yang beragam. Informasi semacam ini dapat bersumber dari surat kabar, journal, dan beberapa publikasi lain yang tersedia.

Cara kedua yang juga dapat ditempuh oleh manajer untuk mendeteksi faktor lingkungan adalah dengan cara merancang sistem informasi manajemen dalam organisasi. Pada umumnya, pengertian sistem informasi manajemen yang dimaksudkan lebih diarahkan pada penciptaan dua kelompok utama : Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support Systems) dan Sistem Informasi Strategik (Strategic Information Systems). Implikasi yang ditimbulkan dari kedua bentuk rancangan sistem tersebut memang akan bervariasi. Hal itu akan sangat tergantung pada tiga dimensi yang berpengaruh : tingkatan manajerial, struktur data, dan fungsi manajemen yang harus dilakukan.

Decision Support Systems (DSS) tidak lain adalah sistem informasi yang dirancang untuk membantu pihak manajemen dalam pengambilan keputusan dalam kondisi yang unik (tidak berulang) dengan menggunakan data yang tidak terstruktur. DSS akan banyak dipergunakan terutama dalam menghadapi situasi yang tidak terduga yang membutuhkan informasi yang cepat, akurat, serta relevan dengan permasalahan yang dihadapi oleh pihak manajemen. Satu contoh implikasi adalah pada waktu perusahaan akan melakukan merger dan akusisi. Dalam situasi seperti itu, resiko kesalahan akan sangat tinggi, dan kesalahan dalam pengambilan keputusan akan mempunyai konsekuensi yang cukup serius bagi organisasi.

Sedangkan Sistem Informasi Strategik atau seringkali juga dapat disebut Executive Suppport Systems pada prinsipnya adalah satu sistem informasi yang dirancang untuk membantu manajemen puncak dalam mendapatkan dan menggunakan informasi yang diperlukan dalam kepentingan organisasi. Oleh karena manajemen puncak harus dapat memahami tentang kegiatan operasional pada seluruh unit bisnis yang utama, maka sistem ini secara khusus dirancang untuk membantu mereka dalam proses pengambilan keputusan tanpa harus “dijejali” dengan berbagai informasi detail yang kadang kala justru tidak diperlukan.

Ditambah lagi, sistem informasi strategik juga dirancang untuk dapat berperan banyak di dalam mengidentifikasi kesempatan yang memungkinkan perusahaan mendapatkan keunggulan persaingan. Langkah seperti tidak sepenuhnya mengharuskan manajer puncak menggunakan sistem informasi berbasis komputer untuk melakukan kegiatan rutinnya. Namun kemudian, kini terjadi pergeseran setelah mulai dicob dikembangkan beberapa paket program komputer yang berorientasi pada penggunaan akhir (end-user computing systems). Ini berarti para manajer akan lebih banyak mendapakan manfaat berbagai paket program komputer yang mudah dioperasikan sesuai dengan kebutuhannya (user-friendly).

Pendekatan ketiga yang dapat dipergunakan adalah dengan melakukan pemrakiraan secara formal. Pada umumnya pemrakiraan situasu seperti ini banyak dilakukan oleh konsultan tertentu atas permintaan pihak manajemen. Pada akhir-akhir ini juga berkembang sekelompok konsultan yang bergabung untuk membuat berbagai kajian dan prospek atau bahkan “meramal” kegiatan bisnis di masa datang.

III. Proses Diagnosis Lingkungan

Proses diagnosis pada prinsipnya adalah merupakan kelanjutan tindakan dalam proses analisis. Dalam arti yang luas, proses diagnosis akan memberi penilaian yang signifikan terhadap berbagai kesempatan dan ancaman yang ditemukan selama proses analisis lingkungan. Ini juga berari bahwa elemen kunci diagosis adalah kemampuan manajer puncak untuk menentukan informasi mana yang dapat dipercaya dan informasi mana yang dapat diabaikan, untuk kemudian mengevaluasi jenis informasi yang dipandang relevan dengan kepentingan organisasi.

Hanya saja barang kali kini yang diperlukan dalam proses diagnosis adalah pemahaman atas berbagai faktor penentu hasil diagnosis lingkungan. Berbagai faktor tersebut diantaranya adalah karekteristik individu seorang stategic manajer, pengaruh jenis pekerjaan, dinamika kelompok dan faktor lingkungan fisik lain yang mempengaruhi keputusan manajerial.

Karekteristik Individual

Sejumlah karekteristik individual yang mungkin untuk diidentifikasikan antara lain adalah pengalaman manajerial yang relevan yang dimiliki, aspirasi manajer, persepsi manajer terhadap perubahan faktor lingkungan, dan dorongan psikologis Yng melekat pada diri manajer dalam melihat dunia sekitar.

Pada umumnya keberhasilan diagnosis merupakan fungsi dari sektor pengalaman. Artinya, semakin lama pengalaman seorang manajer melakukan diagnosis ini merupakan tedensi yang semakin akurat dan berkualitas terhadap hasil diagnosis yang dilakukan. Sudah barang tentu ini bersifat sangat subjektif, karena kemampuan untuk memahami pemahaman sesuatu hal selain melalui pengalaman juga dapat diperoleh melalui serangkaian kegiatan pendidikan dan pelatihan yang intensif.

Sementara itu faktor aspirasi dalam hal seperti ini akan menentukan derajat motivasi manajer dalam melakukan diagnosis yang benar dan ekspektasi atas balas jasa yang diharapkan dari hasil diagnosis yang dilakukan. Hal ini berarti semakin tinggi motivasi yang terbentuk pada diri manajer, maka akan semakin tinggi harapan akan kualitas diagnosis yang dihasilkan. Walaupun sebenarnya, derajat motivasi yang ditimbulkan itu sendiri akan sangat dipengaruhi oleh berbagai tingkat kebutuhan yang melekat pada diri manajer.

Sedangkan persepsi individual terhadap lingkungan akan banyak bertumpu pada kemampuannya dalam menghadapi faktor ketidakpastian atas informasi. Seseorang yang mempunyai tipilogi risk-oversive atau menolak resiko, maka kebanyakan keputusan yang diambil akan bersifat konservatif. Sebaliknya seseorang yang mempunyai pola sebagai risk-seeker akan nampak lebih agresif dalam setiap pengambilan keputusan yang dilakukan. Sudah barang tentu, resiko yang ditempuh akan mencakup resiko yang dapat diperkirakan pada konsepsi rasionalitas terbatas (bounded rationality).

Akhirnya, dorongan psikologis yang terjadi pada saat melakukan diagnosis akan sangat berpengaruh terhadap diri seorang manajer untuk merasa optimis atau pesimis terhadap aktivitas yang dilakukan. Problematika pribadi justru kadang kala banyak berpengaruh terhadap tingkat optimistic seorang manajer. Dalam kondisi seperti ini, maka kemampuan untuk menyesuaikan dengan perubahan lingkungan akan sangat membantu manajer dalam mengantisipasi tindakan yang bakal dilakukan.

Pengaruh Jenis Pekerjaan

Jenis pekerjaan tertentu mempunyai dampak terhadap kemampuan manajer dalam melakukan diagnosis faktor lingkungan. Adanya tekanan waktu (time pressures) dan stress dapat mengurangi kemampuan manajer dalam melakukan serangkaian diagnosis. Dalam banyak kasus dapat diamati bahwa semakin sedikit time pressures yang ditimbulkan, maka semakin kecil kemungkinan terjadi kesalahan dalam diagnosis. Tetapi ini juga bukan berarti bahwa diagnosis yang dilakukan dalam waktu relative singkat pasti tidak akurat. Karena hal ini akan banyak dipengaruhi oleh kemampuan sumber daya yang dimiliki dan sense untuk mengambil keputusan.

Pengaruh Dinamika Kelompok

Seringkali dijumpai bahwa proses diagnosis faktor lingkungan dilakukan oleh beberapa orang yang tergabung dalam tim manajemen. Keberhasilan dari model semacam ini akan sangat bergantung antara lain pada semangat kelompok (team spirit), derajat kohesivitas anggota kelompok, dan pengaturan pola kekuatan dalam organisasi. Perubahan masing-masing sub faktor tersebut akan banyak menentukan keberhasilan diagnosis.

BAB III

PENUTUP

I. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian bahasan “Analisis dan Diagnosis Lingkungan Eksternal” dapat disimpulkan bahwa : lingkungan eksternal sangat mempengaruhi perkembangan perusahaan pada masa sekarang ini sehingga para perusahaan harus dapat memprakirakan kondisi lingkungan di masa mendatang.

II. SARAN

Berlatar belakang dari pengaruhi lingkungan eksternal terhadap perkembangan perusahaan saat ini, penyusun memberikan saran sebagai berikut :

1. Perusahaan hendaknya dapat menyesuaikan produknya sesuai dengan lingkungan eksternal yang dihadapi pada masa sekarang ini.

2. Perlu dilakukannya perubahan strategi oleh perusahaan untuk dapat menyesuaikan dengan kondisi lingkungan eksternal.

3. Perlu ada upaya khusus untuk mengurangi disparitas/kesenjangan strategik yang terjadi.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber :

http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/managemen_strategik/bab4_analisis_lingkungan_eksternal.pdf

1 komentar:

  1. makasih udah share materi manajemen ini, Umpan balik yah http://billyped.blogspot.com bermanfaat sekali

    BalasHapus