aku

aku

Jumat, 25 Februari 2011

Tugas 3 Pengantar Manajemen : Menjadi Manajer Sukses

Pada hakikatnya seorang manajer mempunyai beragam tugas dasar yang harus dikuasai dengan baik jika ingin menjadi manajer yang sukses. Memang kebanyakan manajer masih menggunakan waktunya untuk teknis-teknis pekerjaan rutin, seperti meneliti laporan unit-unit bawahannya, menekuni program pekerjaan dan bagaimana menyelesaikannya.

Tugas rutin semacam itu memang penting. Namun sesungguhnya ada lima hal yang harus dikuasai manajer untuk menghasilkan tingkat kinerja yang optimal dan membuat bisnis terus berkembang berkembang, yaitu :

1. Manajer harus mampu menetapkan sasaran.

Ia menentukan apakah yang dijadikan sasaran. Apa yang perlu dilakukan untuk mencapai sasaran. Apakah sasaran itu efektif, dan perlu dibicarakan dengan orang-orang yang karyanya dibutuhkan untuk mencapai sasaran.

2. Manajer harus mampu mengorganisasi.

la menganalisis kegiatan, keputusan dan hubungan yang diperlukan. la membagi-bagi pekerjaan yang dapat di manajemeni. Mengelompokkan unit-unit dan tugasnya dalam struktur organisasi. la memiliki orang untuk memanajemeni unit-unit dan orang-orang operasional yang diandalkan.

3. Manajer harus memberi motivasi dan mampu berkomunikasi.

Manajer menetapkan orang-orang dan membentuk kelompok kerja dari orang-orang yang bertanggungjawab. Dia memahami latar belakang mereka, bagaimana dan untuk apa mereka bekerja.

4. Manajer mampu menentukan ukuran.

la mampu menganalisis, menilai dan menafsir karya. la mendorong orang-orangnya untuk dapat mengukur karya organisasi dan sekaligus mereka mengukur karyanya yang perlu disumbangkan untuk organisasi. la membicarakan arti-pentingnya pengukuran dan penemuannya dengan bawahan, atasan atau rekan sejawat-nya.

5. Manajer harus mengembangkan orang termasuk dirinya.

la mengembangkan orang-orangnya dan membuat mereka memiliki kegairahan bekerja dan merasa puas akan hasilnya. Orang-orang didorong untuk menjadi berdayaguna dan berhasil guna, dan keberhasilan mereka adalah ujung tombak keberhasilan manajer.

Kiat sukses menjadi manajer perusahaan yang handal berdasarkan hasil survei Gallup Organization: jelaslah bahwa manajer memegang peran penting dalam mempertahankan keberadaan seorang karyawan dalam sebuah perusahaan. Apa yang dapat dilakukan para manajer untuk meningkatkan “kesetiaan” karyawan pada perusahaan?

1. Pilih karyawan berdasarkan bakat yang dimilikinya, bukan hanya berdasarkan pengetahuan dan ketrampilan yang saat ini dimilikinya. Seorang karyawan yang berbakat akan dapat mempelajari ketrampilan-ketrampilan teknis yang dibutuhkan dan bakat yang dimilikinya akan mendorongnya pada unjuk kerja yang lebih excellence. Mungkin hal ini akan mendapat tantangan karena selama ini para manajer (rekruter) cenderung untuk memilihkan anda karyawan baru yang “sudah berpengalaman”, karena itu anda harus berani tampil beda! Rekrutlah karyawan karena potensi yang dimilikinya berdasarkan bagaimana mereka menggunakan potensi tersebut pada masa lalu.

2. Tentukan hasil yang ingin dicapai, bukan cara untuk mencapainya. Anda sebagai manajer telah merekrut orang-orang yang cerdas, berikan kesempatan bagi mereka untuk menunjukkan kemampuannya.

3. Motivasi para karyawan dengan mengembangkan kekuatan dan mengelola kelemahan yang mereka miliki. Jika anda berusaha untuk mengubah mereka maka anda hanya akan menghabiskan waktu dan energi yang sangat berharga untuk hasil yang sudah bisa diramalkan. Bantulah para karyawan untuk menjadi diri mereka sendiri dengan lebih baik, bukan membentuk mereka menjadi sebuah pribadi baru.

4. Kembangkan karyawan anda dengan membantu mereka menemukan kecocokan antara potensi yang mereka miliki dengan tanggung jawab pekerjaan yang dipercayakan pada mereka. Doronglah mereka untuk menghitung dan menganalisa hasil pekerjaan mereka setiap minggu (bukan hanya berdasarkan performance appraisal yang dilaksanakan sekali setahun). Dari hasil analisa ini, lihatlah area-area mana saja yang pada umumnya dapat dikerjakan oleh sang karyawan dengan baik. Berilah kesempatan dan tanggung jawab lebih besar pada area tersebut. Bantu mereka untuk berkembang dengan memberikan pelatihan, mengikutsertakan dalam organisasi-organisasi profesi dan bentuk kegiatan-kegiatan lain yang dapat meningkatkan kemampuan mereka.

5. Jadilah manajer sekaligus sahabat bagi karyawan anda, dan perlakukan setiap orang secara unik sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.

Kita menyadari manajemen semakin kompleks, demikian pula tugas-tugas manajer. Maka tugas manajer dalam menggerakkan dan mengarahkan orang-orangnya yang merupakan satu-satunya sumber daya yang paling berharga, kiranya perlu dipertimbangkan kerangka acuan Prof. Peter Drucker tersebut. Dan jelaslah, tugas manajer tidak berfokus pada bagaimana pekerjaan harus diselesaikan, namun secara inklusif bagaimana menghadapi orang-orang yang diintegrasikan dalam sumber daya untuk menjadi organisme yang berkembang.

Sumber :

http://mesinpercetakanchabelita.wordpress.com/2010/01/29/kiat-menjadi-manajer-handal-dan-sukses/

http://rajapresentasi.com/2009/03/jurus-kunci-menjadi-manajer-sukses/

Jumat, 18 Februari 2011

Tugas 2 Pengantar Manajemen : Berbagai Macam Definisi Manajemen

Istilah manajemen, terjemahannya dalam bahasa Indonesia hingga saat ini belum ada keseragaman. Selanjutnya, bila kita mempelajari literatur manajemen, maka akan ditemukan bahwa istilah manajemen mengandung tiga pengertian yaitu:

Manajemen sebagai suatu proses,

1. Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen,

2. Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (Science)

Menurut pengertian yang pertama, yakni manajemen sebagai suatu proses, berbeda-beda definisi yang diberikan oleh para ahli. Untuk memperlihatkan tata warna definisi manajemen menurut pengertian yang pertama itu, dikemukakan tiga buah definisi.

Dalam Encylopedia of the Social Sience dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses dengan mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi. Selanjutnya,Hilman mengatakan bahwa manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama.

Menurut pengertian yang kedua, manajemen adalah kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen. Jadi dengan kata lain, segenap orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen dalam suatu badan tertentu disebut manajemen.

Menurut pengertian yang ketiga, manajemen adalah seni (Art) atau suatu ilmu pengetahuan. Mengenai ini pun sesungguhnya belum ada keseragaman pendapat, segolongan mengatakan bahwa manajemen adalah seni dan segolongan yang lain mengatakan bahwa manajemen adalah ilmu. Sesungguhnya kedua pendapat itu sama mengandung kebenarannya.

Menurut G.R. Terry manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Manajemen juga adalah suatu ilmu pengetahuan maupun seni. Seni adalah suatu pengetahuan bagaimana mencapai hasil yang diinginkan atau dalam kata lain seni adalah kecakapan yang diperoleh dari pengalaman, pengamatan dan pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan pengetahuan manajemen.

Menurut Mary Parker Follet manajemen adalah suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain. Definisi dari mary ini mengandung perhatian pada kenyataan bahwa para manajer mencapai suatu tujuan organisasi dengan cara mengatur orang-orang lain untuk melaksanakan apa saja yang pelu dalam pekerjaan itu, bukan dengan cara melaksanakan pekerjaan itu oleh dirinya sendiri.

Itulah manajemen, tetapi menurut Stoner bukan hanya itu saja. Masih banyak lagi sehingga tak ada satu definisi saja yang dapat diterima secara universal. Menurut James A.F.Stoner, manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Manajemen adalah Suatu keadaan terdiri dari proses yang
ditunjukkan oleh garis (line) mengarah kepada proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian, yang mana keempat proses tersebut saling mempunyai fungsi masing-masing untuk mencapai suatu tujuan organisasi.

Fungsi-Fungsi Manajemen (Management Functions)

Sampai saat ini, masih belum ada consensus baik di antara praktisi maupun di antara teoritis mengenai apa yang menjadi fungsi-fungsi manajemen, sering pula disebut unsur-unsur manajemen. Berbagai pendapat mengenai fungsi-fungsi manajemen akan tampak jelas dengan dikemukakannya pendapat beberapa penulis sebagai berikut:

1. Louis A. Allen : Leading, Planning, Organizing, Controlling.

2. Prajudi Atmosudirdjo : Planning, Organizing, Directing, atau Actuating and Controlling.

3. John Robert B., Ph.D : Planning, Organizing, Command -ing, and Controlling.

4. Henry Fayol : Planning, Organizing, Commanding, Coordinating, Controlling.

5. Luther Gullich : Planning, Organizing, Staffing, Directing, Coordinating, Repor-ting, Budgeting.

6. Koontz dan O’Donnel : Organizing, Staffing, Directing, Planning, Controlling.

7. William H. Newman : Planning, Organizing, Assem-bling, Resources, Directing, Controlling.

8. Dr. S.P. Siagian., M.P.A : Planning, Organizing, motivating and Controlling.

9. William Spriegel : Planning, organizing, Controlling

10. Lyndak F. Urwick : Forecasting, Planning Orga-nizing, Commanding, Coordina-ting, Controlling.

11. Dr. Winardi, S.E : Planning, Organizing, Coordi-nating, Actuating, Leading, Co-mmunication, Controlling

12. The Liang Gie : Planning, Decision making, Directing, Coordinating, Control-ling, Improving.

13. James A.F.Stoner : Planning, Organizing, Leading, and Controlling.

14. George R. Terry : Planning, Organizing, Staffing, Motivating, and Controlling.

Dari beberapa pendapat para penulis di atas dapat dikombinasikan, fungsi-fungsi manajemen adalah sebagai berikut:

Planning

Berbagai batasan tentang planning dari yang sangat sederhana sampai dengan yang sangat rumit. Misalnya yang sederhana saja merumuskan bahwa perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Pembatasan yang terakhir merumuskan perencaan merupakan penetapan jawaban kepada enam pertanyaan berikut :

1. Tindakan apa yang harus dikerjakan ?

2. Apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan ?

3. Di manakah tindakan itu harus dikerjakan ?

4. kapankah tindakan itu harus dikerjakan ?

5. Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu ?

6. Bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu ?

Menurut S ton er Planning adalah proses menetapkan sasaran dan tindakan yang perlu untuk mencapai sasaran tadi.

Organizing

Organizing (organisasi) adalah dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam cara yang terstruktur untuk mencapai sasaran spesifik atau sejumlah sasaran.

Leading

Pekerjaan leading meliputi lima kegiatan yaitu :

1. Mengambil keputusan

2. Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara manajer dan bawahan.

3. Memeberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak.
Memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya,

4. Memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai tujuan yang ditetapkan.

Directing/Commanding

Directing atau Commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan semula.

Motivating

Motivating atau pemotivasian kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen berupa pemberian inspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan melakukan kegiatan secara suka rela sesuai apa yang diinginkan oleh atasan.

Coordinating

Coordinating atau pengkoordinasian merupakan salah satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalan menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja sama yang terarahdalam upaya mencapai tujuan organisasi.

Controlling

Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud dengan tujuan yang telah digariskan semula.

Reporting

Adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi.

Sumber :

http://www.scribd.com/doc/4994224/pengertian-manajemen

Senin, 14 Februari 2011

Tugas 1 Pengantar Manajemen : Efektivitas dan Efisiensi dalam Organisasi

Secara umum dalam pengembangan organisasi, memiliki tujuan untuk meningkatkan efektifitas, efisiensi dan kesehatan organisasi, hal tersebut dapat dilakukan dengan cara-cara seperti berikut :

1. Meningkatkan keharmonisan hubungan kerja antara pimpinan dengan anggota organisasi lainnya.

2. Meningkatkan kemampuan memecahkan persoalan organisasi secara lebih transparan.

3. Peningkatan keterbukaan dalam berkomunikasi

4. Peningkatan semangat kerja para anggota organisasi dan juga kemampuan mengendalikan diri sendiri.

Meskipun pengembangan organisasi orientasinya bukan hanya manajer atau pegawai organisasi lainnya, tetapi kenyataannya lebih memberikan atensi pada tingkat analisis individu.

Tyson dan Jackson (2001) menyimpulkan pengembangan organisasi meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Meningkatkan diagnosa tentang apa yang dibutuhkan untuk memperbaiki efektivitas organisasi dan menentukan tujuan-tujuannya.

2. Mengembangkan strategi untuk mencapai tujuan.

3. Mengembangkan aktivitas untuk melaksanakan strategi.

4. Memastikan arus balik ke monitor dan mengevaluasi kemajuan.

Proses Pengembangan Organisasi

Nimran (1997) mengatakan pada dasarnya pengembangan organisasi adalah suatu pendekatan situasional atau kontingensi untuk meningkatkan efektivitas organisasi. Meskipun teknik yang digunakan berbeda-beda, prosesnya mencakup tahap-tahap sebagai berikut :

1. Pengenalan Masalah misalnya : konflik antar unit organisasi yang ada, semangat kerja rendah, biaya operasional terus meningkat.

2. Diagnosis organisasonal : manajer puncak mengundang para ahli pengembangan organisasi, lalu keduanya sepakat akan perlunya melakukan diagnosis organisasional, yang diikuti dengan pengumpulan informasi oleh ahli pengembangan organisasi (konsultan).

3. Pengembangan strategi perubahan, dimana konsultan mengemukakan hasil temuannya dan menawarkan sejumlah alternative, disertai dengan petunjuk untuk kemudahan proses pengembangan.

4. Intervensi, merupakan langkah yang menyangkut suatu perubahan atas dasar rekomendasi yang sebelumnya diperoleh melalui pengembangan strategi, bentuknya berupa perubahan struktur organisasi, pembentukan tim yang bertugas untuk mendorong semangat karyawan atau tim yang bertanggung jawab untuk program penekanan biaya.

5. Pengukuran dan evaluasi, dilakukan setelah beberapa saat pengembangan dilaksanakan misalnya catur wulan, semester atau setahun, tujuannya untuk mengukur efektivitas upaya pengembangan yang telah dilaksanakan.


Efektivitas Organisasi

Efektivitas suatu organisasi sering kali dikaitkan dengan keberhasilan organisasi tersebut untuk mencapai sasarannya. Ternyata dalam organisasi terdapat sasaran resmi dan sasaran sebenarnya. Sasaran resmi biasanya berbentuk formal dan sulit diukur sehingga tidak mudah untuk dijadikan acuan dalam pengukuran efektivitas organisasi. Sementara sasaran sebenarnya memang lebih terukur, tetapi biasanya tidak dinyatakan secara resmi.

Sasaran merupakan hal penting karena merupakan alasan bagi eksistensi suatu organisasi, dan juga sebagai patokan dalam melaksanakan proses manajemen

Berbagai Pendekatan dalam Pengukuran Efektivitas Organisasi

Dalam pengukuran Efektivitas Organisasi terdapat 3 jenis pendekatan, yaitu Pendekatan Sasaran, Pendekatan Sumber, dan Pendekatan Proses Internal. Ketiga jenis pendekatan ini mengukur efektivitas organisasi secara parsial, dan mengukur efektivitas organisasi dari sudut pandang yang berbeda.

Pendekatan Integratif dalam Pengukuran Efektivitas Organisasi

Pendekatan integratif dalam pengukuran efektivitas organisasi muncul karena. Organisasi melaksanakan berbagai jenis kegiatan dan menghasilkan bermacam-macam output sehingga pengukuran efektivitasnya lebih tepat apabila dilakukan dengan menggunakan banyak kriteria.


Birokrasi Organisasi

Pada masa Revolusi Industri, mulai terasa kebutuhan akan kemampuan untuk merumuskan dan mengelola organisasi produksi berukuran besar. Weber mengusulkan organisasi Birokrasi sebagai jawaban terhadap kebutuhan tersebut. Organisasi Birokrasi menurut Weber perlu memenuhi ciri-ciri ideal yang ia usulkan, dan ternyata tidak mudah dilaksanakan.


Pertumbuhan Organisasi dan Birokrasi

Organisasi selalu didorong untuk tumbuh menjadi lebih lengkap dan lebih besar oleh berbagai kekuatan. Menurut Greiner, organisasi selalu tumbuh dalam tahapan yang diawali oleh tahapan tumbuh dan diakhiri dengan tahapan krisis.


Birokrasi dan Performansi Organisasi

Organisasi Birokrasi bisa memberikan kinerja yang baik apabila digunakan pada situasi yang sesuai. Pada jenis situasi yang tidak sesuai kinerja organisasi birokratis cenderung buruk. Oleh karena itu, sampai sekarang terdapat kelompok yang mendukung maupun mengritik organisasi birokrasi. Organisasi yang mengalami kemunduran ternyata bisa disebabkan oleh alasan yang muncul dari dalam organisasi ataupun dari kondisi lingkungannya

Diferensiasi Horizontal

Kompleksitas menunjukkan derajat diferensiasi (perbedaan) yang terjadi dalam sebuah organisasi, baik ke arah horizontal, vertikal, maupun spasial (menurut ruang atau daerah). Diferensiasi horizontal menggambarkan derajat perbedaan antara unit-unit atau fungsi-fungsi organisasi sehingga setiap unit atau fungsi perlu ditangani oleh tenaga kerja dengan pengetahuan dan keterampilan khusus (spesialisasi).


Diferensiasi Vertikal

Kompleksitas menunjukkan derajat diferensiasi (perbedaan) yang terjadi dalam sebuah Organisasi, baik ke arah horizontal, vertikal, maupun spasial (menurut ruang atau daerah). Diferensiasi vertikal menggambarkan tingkat kedalaman atau banyaknya tingkatan hierarki antara pimpinan puncak hingga tingkatan paling rendah dalam sebuah organisasi. Diferensiasi spasial atau sebaran ruang menunjukkan derajat penyebaran bagian-bagian organisasi pada lebih berbagai lokasi, baik menurut jumlahnya maupun menurut jarak sebarannya.

Sumber ;

Komang Ardana, Ni Wayan Mujiati, Anak Agung Ayu Sriathi., Perilaku Keorganisasian Edisi 2, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2009.

Prof. Dr. J. Winardi, S.E., Manajemen Perilaku Organisasi, 2004

http://blog-indonesia.com/blog-archive-6323-327.html

http://massofa.wordpress.com/2009/12/04/perkembangan-teori-organisasi/

Tugas 1 Pengantar Manajemen : Teori Perkembangan Organisasi

Kita mengetahui bahwa kehidupan modern kita sehari-hari dipengaruhi oleh aneka macam organisasi bisnis, sosial, edukasional, religius, dan political. Dalam masyarakat modern, kebanyakan hasil kerja dilaksanakan orang melalui bantuan organisasi-organisasi, dan bukan oleh para individu yang bekerja secara terpisah. Jadi, secara umum dapat dikatakan bahwa suatu organisasi terbentuk apabila usaha tertentu, mengingat luasnya atau kompleksitasnya, memerlukan kerjasama dua orang atau lebih dalam upaya melaksanakan pencapaian tujuannya.

Trewarth dan Newport, menyajikan definisi berikut tentang sebuah organisasi.

“Sebuah organisasi dapat kita nyatakan sebagai sebuah struktur social, yang didesain guna mengooordinasi kegiatan dua orang atau lebih, melalui suatu pembagian kerja, dan hierarki otoritas, guna melaksanakan pencapaian tujuan umum tertentu”.

Definisi yang dikemukan menekankan dua macam pertimbangan. Hal pertama adalah adanya suatu kelompok orang yang bekerja sama secara terkoordinasi guna melaksanakan pencapaian sasaran-sasaran. Adapun tujuan dalam hal mengombinasikan kekuatan-kekuatan yang ada, adalah untuk mencapai tujuan-tujuan yang bekerja secara terpisah. Tanpa tujuan, tidak ada alasan sama sekali bagi eksistensi suatu organisasi. Aspek kedua suatu organisasi, berkaitan dengan kerangka kerja atau strukturnya. Salah satu elemen pentingnya adalah pembagian kerja. Maksudnya disini adalah suatu spesialisasi kerja dimana kegiatan-kegiatan yang serupa pada umumnya dikelompokkan dalam kesatuan-kesatuan yang ada.

Pengertian Pengembangan Organisasi oleh beberapa ahli :

1. Pengembangan Organisasi adalah merupakan suatu usaha terencana dan berkelanjutan mencakup organisasi secara keseluruhan mencakup organisasi secara keseluruhan yang dikelolah dari atas untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas dan kesehatan organisasi melaluui intervensi terenca terhadap proses yang terjadi dengan menggunakan pengetahuan/ilmu perilaku (Richard Beckhart, 1969 dalam Tyson dan Jackson, 2001).

2. Edgar Schein yang dikutip oleh Handoko (2003) mengatakan perkembangan organisasi sebagai seluruh kegiatan yang disusun oleh para manajer, karyawan dan lain-lain yang diarahkan menuju pembuatan dan penjagaan kesehatan organisasi sebagai suatu sistem total.

3. Wandel French dan Cecil Bell yang dikutip oleh Handoko (2003) mengatakan perkembangan organisasi adalah suatu usaha jangka panjang untuk memperbaiki proses-proses pemecahan masalah dalam pembaharuan organisasi, terutama melalui manajemen budaya organisasi yang lebih efektif dan kolaboratif, dengan tekanan khusus pada budaya tim-tim kerja formal, dengan bantuan pengantar perubahan, katalisator, dan penggunaan teori dan teknologi ilmiah keperilakuan terapan, mencakup riset kegiatan.

Beberapa Ciri Pengembangan Organisasi

1. Suatu proses yang sadar dan terencana

2. Berorientasi kepada belajar sambil memecahkan masalah dan memecahkan masalah sambil belajar.

3. Memakai pendekatan sistem.

4. Merupakan bagian integral dan kegiatan manajemen.

5. Beorientasi kepada kemajuan, efisiensi, keefektifitas dan kesehatan organisasi.

Teori Organisasi berkembang melalui 3 pendekatan yang munculnya berurutan, yaitu Pendekatan Klasik yang memperkenalkan cara membagi kegiatan kepada anggota organisasi sehingga setiap orang mendapat beban kerja yang merata dan sesuai kapasitasnya. Pendekatan Neoklasik menemukan bahwa iklim organisasi juga perlu dijaga agar selain ditugasi beban kerja yang merata dan sesuai kapasitasnya, anggota organisasi juga bisa bekerja dengan nyaman karena dalam organisasi terdapat suasana kerja yang baik. Pendekatan Modern menemukan bahwa setelah beban kerja terdistribusi dengan baik dan suasana kerja juga nyaman, organisasi juga perlu disesuaikan dengan kondisi luar (lingkungannya) agar bisa hidup dan berkembang dengan baik.

Acuan dalam Pembahasan Teori Organisasi. Organisasi dipengaruhi oleh lingkungannya sehingga agar bisa berhasil maka organisasi perlu menyesuaikan diri terhadap kondisi lingkungannya. Oleh karena itu, tidak ada aturan umum yang berlaku bagi semua organisasi. Kondisi terbaik bagi sebuah organisasi tergantung kepada kondisii lingkungan, dimana organisasi itu berada. Ketergantungan organisasi terhadap lingkungannya menyebabkan cara untuk menggambarkan karakteristik organisasi perlu menunjukkan bentuk organisasi tersebut dan juga kondisi organisasi itu relatif terhadap lingkungannya. Selain itu, ketergantungan ini juga menyebabkan cara untuk melakukan analisis terhadap permasalahan organisasi juga perlu memperhatikan apakah permasalahan tersebut sebenarnya muncul dari kondisi yang terdapat di luar organisasi.

Organisasi dipengaruhi oleh lingkungannya sehingga perlu dipahami cara untuk menginventarisasi dan mempelajari elemen-elemen lingkungan secara lengkap. Sifat lingkungan yang paling berbahaya bagi organisasi adalah ketidakpastiannya. Oleh karena itu, muncul berbagai cara untuk mempelajari ketidakpastian lingkungan, seperti yang dikembangkan oleh Duncan, dan juga oleh Emery dan Trist.

Pengaruh Lingkungan terhadap Organisasi

Ketergantungan organisasi terhadap lingkungannya menyebabkan organisasi melakukan penyesuaian. Salah satu bentuk penyesuaian organisasi adalah melalui penyesuaian internal organisasi, misalnya (1) kompleksitas organisasi perlu disesuaikan dengan kompleksitas lingkungannya, (2) dalam organisasi juga muncul bagian-bagian peredam yang melindungi kegiatan utama organisasi dari gejolak lingkungan, (3) boundary spanning muncul sebagai bagian yang melakukan pengamatan terhadap perubahan kondisi lingkungan maupun merepresentasikan organisasi terhadap lingkungannya

Diferensiasi dan Integrasi

Kompleksitas lingkungan menyebabkan organisasi perlu membagi-bagi diri (diferensiasi) agar setiap segmen lingkungan dapat dihadapi oleh suatu bagian khusus dari organisasi. Akan tetapi, bagian-bagian yang terpisah itu, kemudian perlu disatukan atau dikoordinasikan kembali (integrasi) agar secara keseluruhan tetap menuju atau menyumbang kepada pencapaian tujuan bersama.

Mengubah Kondisi Lingkungan

Organisasi mencoba mengubah kondisi lingkungan melalui dua jenis tindakan, yaitu (1) mengusahakan terciptanya hubungan baik dengan elemen-elemen lingkungan yang terpenting dan (2) berusaha membentuk lingkungan agar tidak berbahaya dan bisa menguntungkan bagi organisasi. Kondisi suatu organisasi juga bisa dibaca dengan melihat set organisasinya, yaitu berbagai jenis organisasi lain yang memiliki hubungan dengan organisasi tersebut.

Sumber ;

Komang Ardana, Ni Wayan Mujiati, Anak Agung Ayu Sriathi., Perilaku Keorganisasian Edisi 2, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2009.

Prof. Dr. J. Winardi, S.E., Manajemen Perilaku Organisasi, 2004

http://blog-indonesia.com/blog-archive-6323-327.html

http://massofa.wordpress.com/2009/12/04/perkembangan-teori-organisasi/