aku

aku

Kamis, 31 Maret 2011

PR English Mengajukan Pertanyaan Yes/No

Nama : AFRITA

NPM : 10210263

Kelas : 1EA12

Latihan 1

1.

A

:

Do you know my brother?

B

:

I don’t. (I don’t know your brother.)

2.

A

:

Does Jane (she) eat lunch at cafeteria every day?

B

:

Yes, She does (Jane eats lunch at the cafeteria every day.)

3.

A

:

Does that pen belong to you?

B

:

No, It doesn’t (That pen doesn’t belong to me.)

4.

A

:

Do the student (they) in this class speak English well?

B

:

Yes, they do (The students in this class speak English well.)

5.

A

:

Did you sleep well last night?

B

:

Yes, I did (I slept well last night.)

6.

A

:

Did Ann and Jim (they) come to class yesterday?

B

:

No, they didn’t (Ann and Jim didn’t come to class yesterday.)

7.

A

:

Are you studying my grammar book?

B

:

Yes, I am (I’m studying my grammar book.)

8.

A

:

Are the children (they) watching TV?

B

:

No, they aren’t. (The children aren’t watching TV.)

9.

A

:

Is Tim Wilson (he) in my astronomy class?

B

:

Yes, he is. (Tim Wilson is in my astronomy class.)

10.

A

:

Was it foggy yesterday?

B

:

No, It wasn’t. (It wasn’t foggy yesterday.)

11.

A

:

Will you be at home tonight?

B

:

No, I won’t. (I won’t be at home tonight.)

12.

A

:

Is Jason (he) going to be at work yesterday?

B

:

No, he isn’t. (Jason isn’t going to be at work tomorrow.)


Latihan 5

1.

A

:

When/What time did you get up this morning?

B

:

At 7:30. (I got up at 7:30 this morning.)

2.

A

:

Where did you eat lunch today?

B

:

At the cafeteria. (I ate lunch at the cafeteria today.)

3.

A

:

What time did you lunch?

B

:

At 12:15. (I ate lunch at 12:15)

4.

A

:

Why do you eat lunch at cafeteria?

B

:

Because the food is good. (I eat lunch at the cafeteria because the food is good.)

5.

A

:

Where do you aunt and uncle live?

B

:

In Chicago. (My aunt and uncle live in Chicago.)

6.

A

:

When are you going to visit your aunt and uncle?

B

:

Next week. (I’m going to visit my aunt and uncle next week.)

7.

A

:

When will you get home?

B

:

Around six. (I’ll get home around six tonight.)

8.

A

:

Where is George going to study tonight?

B

:

At the library. (George is going to study at the library tonigh

9.

A

:

Why does george study at library?

B

:

Because it’s quiet. (George studies at the library because it quiet.)

10.

A

:

Where I can I catch a bus?

B

:

At the corner. (You can I catch a bus at the corner.)

11.

A

:

What time do you have to leave?

B

:

Ten o’clock. (I have to leave at ten o’clock.)

12.

A

:

Where were you living in 1988?

B

:

In Japan. (I was living in Japan in 1988.)

Selasa, 29 Maret 2011

Tugas 8 Pengantar Manajemen : Organisasi Matrik

BAB I

PENDAHULUAN

Banyak bentuk organisasi di masyarakat, misalnya negara, partai politik, perkumpulan masyarakat, bahkan bentuk organisasi yang paling kecil yaitu keluarga dan lain sebagainya. Kata organisasi mempunyai dua pengertian umum, yaitu sebagai suatu lembaga fungsional, seperti perguruan tinggi, rumah sakit, perwakilan pemerintah, perwakilan dagang, perkumpulan olahraga dan lain sebagainya, lainnya sebagai proses pengorganisasian pengalokasian dan penugasan para anggotanya untuk mencapai tujuan yang efektif. Dalam makalah ini akan membahas tentang organisasi matrik.

BAB II

ISI

Organisasi merupakan salah satu sarana untuk mencapai tujuan perusahaan melalui pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen yang dilakukan seorang pimpinan dengan organisasi yang tercipta di perusahaan yang bersangkutan. Jadi keberhasilan perusahaan tergantung pada struktur organisasi yang dianut. Salah satu dari struktur organisasi tersebut adalah organisasi matrik.

Organisasi matrik disebut juga organisasi manajemen proyek yaitu organisasi dimana penggunaan struktur.organisasi dimana para spesialis yang mempunyai keterampilan masing-masing bagian dari kegiatan perusahaan dikumpulkan lagi menjadi satu untuk mengerjakan suatu proyek yang harus diselesaikan. Organisasi matrik digunakan berdasarkan struktur organisasi staf dan lini khususnya di bagian penelitan dan pengembangan.

Pada prisipnya sama dengan sistem proyek, tapi disini para karyawan mempunyai dua atasan, yang tentunya berada di dua wewenang. Rantai perintah pertama yaitu fungsional, yang wewenangnya mengalir secara vertical. Kedua yaitu rantai perintah lateral atau horisontal, wewenangnya melintasi departemen yang dilaksanakan oleh manajer proyek, sehingga menyerupai matrik dalam lalu lintas aliran wewenang.

Struktur organisasi matrik menyangkut pembentukan tim-tim, spesialis untuk mencapai tujuan khusus. Manajer proyek mempunyai wewenang lini memimpin para anggota tim selama jangka waktu proyek, jika telah selesai maka tim dibubarkan dan masing-masing anggota kembali ke departemennya masing-masing sampai adanya proyek baru dimana mereka ditarik kembali untuk bekerja sama.

Organisasi matrik akan menghasilkan wewenang ganda dimana wewenang horizontal diterima manajer proyek sedangkan wewenang fungsionalnya yaitu sesuai dengan keahliannya dan tetap akan melekat sampai proyek selesai, karena memang terlihat dalam struktur formalnya. Sebagai akibat anggota organisasi matrik mempunyai dua wewenang, hal ini berarti bahwa dalam melaksanakan kegiatannya para anggota juga harus melaporkan kepada dua atasan.

Untuk mengatasi masalah yang timbul, biasanya manajer proyek diberi jaminan untuk melaksanakan wewenangnya dalam memberikan perintah dimana manajer proyek tersebut akan langsung melapor pada manajer puncak.

Kebaikan Organisasi Matrik antara lain

1. memaksimumkan efisiensi penggunaan manajer fungsional;

2. mengembangkan keterampilan dan kreativitas karyawan serta fleksibilitas kepada organisasi;

3. melibatkan motivasi dan menantang karyawan serta memperluas pandangan manajemen terhadap masalah strategi perusahaan yang akhirnya membebaskan manajemen puncak untuk perencanaan;

4. menstimulasi kerja sama antar disiplin dan mempermudah kegiatan perusahaan dengan orientasi proyek.

Kelemahan Organisasi Matrik antara lain

1. adanya pertanggungjawaban ganda dan kebijaksanaan yang kontradiktif;

2. memerlukan koordinasi vertikal dan horizontal;

3. memerlukan lebih banyak keterampilan antar pribadi;

4. menimbulkan resiko timbulnya perasaan anarki;

5. sangat mahal untuk diimplementasikan;

6. mendorong pertentangan kekuasaan dan lebih mengarah perdebatan daripada kegiatan.


BAB III
KESIMPULAN

Organisasi merupakan salah satu sarana untuk mencapai tujuan perusahaan melalui pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen yang dilakukan seorang pimpinan dengan organisasi yang tercipta di perusahaan yang bersangkutan. Jadi keberhasilan perusahaan tergantung pada struktur organisasi yang dianut. Salah satu dari struktur organisasi tersebut adalah organisasi matrik.

Organisasi matrik disebut juga organisasi manajemen proyek yaitu organisasi dimana penggunaan struktur.organisasi dimana para spesialis yang mempunyai keterampilan masing-masing bagian dari kegiatan perusahaan dikumpulkan lagi menjadi satu untuk mengerjakan suatu proyek yang harus diselesaikan. Organisasi matrik digunakan berdasarkan struktur organisasi staf dan lini khususnya di bagian penelitan dan pengembangan.

Pada prisipnya sama dengan sistem proyek, tapi disini para karyawan mempunyai dua atasan, yang tentunya berada di dua wewenang. Rantai perintah pertama yaitu fungsional, yang wewenangnya mengalir secara vertical. Kedua yaitu rantai perintah lateral atau horisontal, wewenangnya melintasi departemen yang dilaksanakan oleh manajer proyek, sehingga menyerupai matrik dalam lalu lintas aliran wewenang.

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

komsi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/7149/Bab+2-pbisnis.pdf

Selasa, 15 Maret 2011

MANAGER FOR HER COMPANY

Tugas Kelompok

1. HERTYN FRIANKA

2. NETTY OKTAVIANI

3. AFRITA





Management is creative problem solving. This creative problem solving is accomplished through four functions of management: planning, organizing, leading and controlling. The intended result is the use of an organization's resources in a way that accomplishes its mission and objectives.

In Management Excel, this standard definition is modified to align more closely with our teaching objectives and to communicate more clearly the content of the organizing function. Organizing is divided into organizing and staffing so that the importance of staffing in small businesses receives emphasis along side organizing. In the management literature, directing and leading are used interchangeably.

1. Planning is the ongoing process of developing the business' mission and objectives and determining how they will be accomplished. Planning includes both the broadest view of the organization, e.g., its mission, and the narrowest, e.g., a tactic for accomplishing a specific goal.

2. Organizing is establishing the internal organizational structure of the organization. The focus is on division, coordination, and control of tasks and the flow of information within the organization. It is in this function that managers distribute authority to job holders.

3. Staffing is filling and keeping filled with qualified people all positions in the business. Recruiting, hiring, training, evaluating and compensating are the specific activities included in the function. In the family business, staffing includes all paid and unpaid positions held by family members including the owner/operators.

4. Directing is influencing people's behavior through motivation, communication, group dynamics, leadership and discipline. The purpose of directing is to channel the behavior of all personnel to accomplish the organization's mission and objectives while simultaneously helping them accomplish their own career objectives.

5. Controlling is a four-step process of establishing performance standards based on the firm's objectives, measuring and reporting actual performance, comparing the two, and taking corrective or preventive action as necessary.

Management Skills

Management Excel concentrates on building management skills. There are three basic management skills: technical, human and conceptual. A technical skill is the ability to use tools, techniques, and specialized knowledge to carry out a method, process, or procedure. Much of the technology that farmers know and can use so well comes under this management skill. Human skills are used to build positive interpersonal relationships, solve human relations problems, build acceptance of one's co-workers, and relate to them in a way that their behavior is consistent with the needs of the organization. Conceptual skills involve the ability to see the organization as a whole and to solve problems in a way that benefits the entire organization. Analytical, creative and intuitive talents make up the manager's conceptual skills.

Introductory Management Excel programs pay little attention to technical skills. Most managers in attendance have developed these skills far beyond their human and conceptual skills. In some advanced Management Excel programs, e.g., animal nutrition and financial management, the emphasis is on integration of technical, human and conceptual skills rather than on a more traditional technical approach.

The relative importance of conceptual, human and technical skills changes as a person progresses from lower, to middle, to top management. (Figure 1.4, Higgins, page 20) Although all three management skills are important at all three levels of management, conceptual skills become relatively more important at the top level of management. The consistently high level of importance of human skills helps us understand why people problems are so often cited as a core cause of business failure.

A professional association of practicing managers, the American Management Association, has identified important skills for managers that encompass conceptual, communication, effectiveness, and interpersonal aspects. These are briefly described below:

Conceptual Skills: Ability to use information to solve business problems, identification of opportunities for innovation, recognizing problem areas and implementing solutions, selecting critical information from masses of data, understanding the business uses of technology, understanding the organization's business model.

Communication Skills: Ability to transform ideas into words and actions, credibility among colleagues, peers, and subordinates, listening and asking questions, presentation skills and spoken format, presentation skills; written and graphic formats

Effectiveness Skills: Contributing to corporate mission/departmental objectives, customer focus, multitasking; working at multiple tasks at parallel, negotiating skills, project management, reviewing operations and implementing improvements, setting and maintaining performance standards internally and externally, setting priorities for attention and activity, time management.

Interpersonal Skills: Coaching and mentoring skills, diversity skills; working with diverse people and culture, networking within the organization, networking outside the organization, working in teams; cooperation and commitment.

Kamis, 10 Maret 2011

Tugas 7 Pengantar Manajemen : Charles Babbage "Tokoh Manajemen & Teori Manajemen"

BAB I

PENDAHULUAN

Manajemen sebetulnya sudah ada sejak berabad-abad yang lalu, yakni sejak adanya pembagian kerja dan adanya tujuan bersama diantara kelompok orang yang tergabung dalam suatu ikatan formal. Tegasnya manajemen ada sejak adanya pengatur dan adanya bawahan (yang diatur) untuk mencapai tujuan bersama.

Perkembangan teori manajemen sampai pada saat ini telah berkembang dengan pesat. Tapi sampai detik ini pula belum ada suatu teori yang bersifat umum ataupun berupa kumpulan-kumpulan hukum bagi manajemen yang dapat diterapkan dalam berbagai situasi dan kondisi. Para manajemen banyak mengalami dan menjumpai pandangan-pandangan tentang manajemen, yang berbeda adalah dalam penerapannya.

Perkembangan teori manajemen dapat membantu dalam praktek manajemen. Secara garis besar, perkembangan teori manajemen dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Teori Manajemen Kuno

Ø Menekankan adanya koordinasi, kerja sama, adanya pencatatan, komunikasi dan pengendalian.

2. Teori Manajemen Klasik (Classical Management Approach)

Ø Menekankan pada pengembangan prinsip yang universal untuk digunakan dalam berbagai situasi manajemen.

3. Teori Manajemen Perilaku (Behavior Management Approach)

Ø Menekankan kebutuhan manusia, kelompok kerja, dan peran faktor sosial dalam lingkungan kerja

4. Aliran Quantitatif (Quantitative Management Approach)

Ø Menekankan pada penerapan teknik matematis dalam penyelesaian masalah manajemen.

5. Teori Manajemen Modern

Ø Menekankan pada pandangan bahwa organisasi adalah sebuah sistem, dan aliran kontingensi dalam lingkungan yang dinamis dan kompleks, serta teori-teori manajemen yang berkembang akhir-akhir ini yang menekankan pada kualitas dan keunggulan untuk menghadapi globalisasi.

Pada makalah ini yang akan dibahas adalah tentang Teori Manajemen Klasik dengan tokoh nya adalah “Charles Babbage (1792-1871)”.

BAB II

TOERI MANAJEMEN KLASIK

Teori manajemen klasik terbagi taiga bagain, yaitu scientific management, administrative principle, dan bureaucratic organization. Teori ini mengasumsikan bahwa orang bekerja secara rasional dan pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor ekonomis. Pekerja diharapkan untuk rasional dan akan mengerjakan apapun yang dibutuhkan untuk mencapai hasil yang besar.

Pendahulu teori manajemen klasik yang pertama adalah Robert Owen (1971-1858). Dimulai pada awal tahun 1800-an sebagai Manajer Pabrik Pemintalan Kapas di New Lanark,
Skotlandia. Robert Owen mencurahkan perhatiannya pada penggunaan faktor produksi mesin
dan faktor produksi tenaga kerja. Dari hasil pengamatannya disimpulkan bahwa, bila mana
terhadap mesin diadakan suatu perawatan yang baik akan memberikan keuntungan kepada
perusahaan, demikian pula halnya pada tenaga kerja, apabila tenaga kerja dipelihara dan dirawat
(dalam arti adanya perhatian baik kompensasi, kesehatan, tunjangan dan lain sebagainya) oleh
pimpinan perusahaan akan memberikan keuntungan kepada perusahaan. Selanjutnya dikatakan
bahwa kuantitas dan kualitas hasil pekerjaan dipengaruhi oleh situasi ekstern dan intern dari
pekerjaan. Atas hasil penelitiannya Robert Owen dikenal sebagai Bapak Manajemen Personalia.

Robert Owen berpendapat bahwa pekerja adalah merupakan asset bagi perusahaan. Untuk itu pekerja harus mendapat perhatian yang serius, agar apa yang diinginkan oleh perusahaan dapat terpenuhi sebagaimana mestinya. Oleh karena itu Robert Owen, berusaha memperbaiki kondisi kerja atau investasi pada sumber daya manusia agar perusahaan dapat meningkatkan output dan keuntungan.

Masih melanjutkan seri tokoh manejemen, sebelumnya (Robert Owen (1771-1858)), kali ini membahas tentang tokoh Charles Babbage (1792-1871). Charles Babbage ini juga masih masuk dalam tokoh management aliran klasik.

Charles Babbage (1792-1871)

Charles Babbage adalah seorang Profesor Matematika dari Inggris yang menaruh perhatian dan minat pada bidang manajemen. Charles Babbage mencurahkan banyak waktunya untuk membuat operasi-operasi pabrik menjadi lebih efisien. Babbage menciptakan alat penghitung (calculator) mekanis pertama, mengembangkan program-program permainan bagi komputer, menganjurkan kerjasama yang saling menguntungkan antara kepentingan karyawan dan pemilik pabrik, serta merencanakan skema pembagian keuntungan.

Dia memiliki konsep pemikiran yang berbeda dengan prinsip-prinsip manajemen Robert Owen. Dia menganjurkan agar para manajer bertukar pengalaman dan dalam penerapan prinsip-prinsip manajemen. Dia berpendapat bahwa dengan mengaplikasikan prinsip-prinsip ilmiah pada proses kerja dapat menaikkan produktivitas dari tenaga kerja dan menurunkan biaya. Hal ini didasari oleh efektifitas pengalaman dan pendalaman terhadap suatu bidang oleh pekerja sehingga pekerjaan dapat dilakukan secara efektif dan efisien.

Charles Babbage berfokus dalam hal pembagian kerja (division of labour) yang memiliki beberapa keunggulan, yaitu:

1. Waktu yang diperlukan untuk belajar dari pengalaman-pengalaman yang baru, harus ada spesialisasi pekerjaan.

2. Banyaknya waktu yang terbuang bila seseorang berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan
lain dan orang tersebut harus menyesuaikan kembali pada pekerjaan barunya sehingga akan menghambat kemajuan dan keterampilan pekerja.

3. Kecakapan dan keahlian seseorang bertambah karena seorang pekerja bekerja terus menerus dalam tugasnya.

4. Adanya perhatian pada pekerjaannya sehingga dapat meresapi alat-alatnya karena
perhatiannya pada itu-itu saja.

Konstibusi lain dari Charles Babbage yaitu mengembangkan kerja sama yang saling menguntungkan antara para pekerja dengan pemilik perusahaan, juga membuat skema perencanaan pembagian keuntungan.

Charles Babbage mengembangkan prinsip efisiensi dalam pembagian tugas dan perkembangan prinsip-prinsip ilmiah. konsep ini dapat memudahkan manajemen untuk menganalisis efektifitas bidang kerja sebuah perusahaan. Manajemen dapat menentukan seorang manajer, fasilitas, bahan, dan tenaga kerja yang sesuai (efektif) untuk mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya.

Selain efisiensi dan prinsip pengetahuan, Charles Babbage juga memperhatikan faktor manusia, dia menyarankan sebaiknya ada semacam sistem pembagian keuntungan antara pekerja dan pemilik pabrik, sehingga para pekerja memperoleh bagian keuntungan pabrik, apabila mereka ikut menyumbang dalam peningkatan produktivitas.

Charles Babbage lah yang menyarankan bahwa para pekerja selayaknya menerima pembayaran tetap atas dasar sifat pekerjaan mereka, ditambahkan dengan pembagian keuntungan, dan bonus untuk setiap saran yang mereka berikan dalam peningkatkan produktivitas.

BAB III

KESIMPULAN

Teori manajemen yang baik dapat mendorong profesionalisme manajemen, karena manajemen merupakan ilmu dan seni yang setiap saat mengalami perubahan-perubahan yan fantatis. Pengetahuan akan teori manajemen penting untuk mendasari aplikasi dalam proses manajemen. Teori manajemen dibagi enam bagian besar, yaitu Teori Manajemen Kuno, Teori Manajemen Klasik (Classical Management Approach), Teori Manajemen Perilaku (Behavior Management Approch), Aliran Quantitatif (Quantitative Management Approach), Teori Manajemen Modern (Modern Approach).

Masing-masing teori mempunyai kelebihan dan kelemahan, oleh karena itu pendekatan integrative berusaha menggabungkan pendekatan-pendekatan yang ada yang disesuaikan dengan organisasi sebagai sistem dan pendekatan secara situasional. Salah satu penemu teori manajemen tersebut adalah Charles Babbage yang menganjurkan agar para manajer bertukar pengalaman dan dalam penerapan prinsip-prinsip manajemen. Dia berpendapat bahwa dengan mengaplikasikan prinsip-prinsip ilmiah pada proses kerja dapat menaikkan produktivitas dari tenaga kerja dan menurunkan biaya. Hal ini didasari oleh efektifitas pengalaman dan pendalaman terhadap suatu bidang oleh pekerja sehingga pekerjaan dapat dilakukan secara efektif dan efisien.

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Wiludjeng, Sri, SP (2007). Pengantar Manajemen. Yogyakarta : Graha Ilmu.

http://kafeilmu.co.cc/2010/10/charles-babbage-1792-1871-seri-tokoh-menejemen

http://www.scribd.com/doc/19027292/teori-manajemen

http://www.smakmoer.com/content/view/387/208/


Charles Babbage
Charles Babbage 1860.jpg
Lahir25 Desember 1792
London, Inggris
Wafat18 Oktober 1871(umur 79)
Marylebone, London, Inggris
Warga negaraBritania Raya
BidangMatematika
Ilmu komputer
Alma materPeterhouse, Cambridge
Dikenal atasMatematika
Komputer