Peneliti : Hidayatullah Muttaqin
Tahun : 2011
Tema : Pembangunan di Indonesia
Artikel Jurnal yang dianalisis dapat dilihat di
http://www.jurnal-ekonomi.org/kegagalan-model-pembangunan-di-indonesia/
Motivasi :
Motivasi Peneliti dalam menulis jurnal ini adalah untuk -->meningkatkan kesejahteraan umat dengan naiknya pendapatan perkapita, dan menghapuskan kemiskinan.
Masalah :
Peneliti menulis apa yang sesungguhnya menjadi penyebab kegagalan pembangunan? Apa yang membuat negeri kita yang telah memiliki kesempatan sejak diraihnya kemerdekaan tidak mampu menggunakan sumber daya manusia dan sumber daya alam yang dimiliki untuk menyejahterakan umat?
Metode Penelitian :
Metode yang digunakan peneliti adalah melalui studi pustaka, pengumpulan data yang diambil dari Badan Pusat Statistik (BPS)
Pembahasan :
Kegagalan pembangunan Indonesia
dalam mewujudkan kesejahteraan yang adil bagi umat tentu tidak lepas dari
kesalahan model pembangunan yang diadopsi. Penulis mencatat tiga masalah utama
model pembangunan yang menjadi faktor kunci kegagalan, yaitu :
1.
Pertama, pembangunan yang menciptakan ketergantungan
Ketergantungan pembangunan pada
faktor luar negeri menyebabkan definisi, tujuan, undang-undang, dan pilihan
kebijakan dalam pembangunan tidak ditentukan secara mandiri. Padahal
kemandirian saja tidak cukup dalam pembangunan tetapi harus disertai dengan
konsep dan sistem yang benar, apalagi bila kemandirian tidak dimiliki.
Ketergantungan berarti menempatkan
faktor luar negeri yang menjadi perancang sebenarnya pembangunan. Model
kertegantungan pembangunan ini merupakan sebuah evolusi penjajahan Barat.
Terkait evolusi penjajahan Barat
dengan taktik baru bernama pembangunan dan bantuan hutang, maka negeri kita
tidak lepas dari perhatian negara penjajah khususnya Amerika Serikat.
Ketergantungan pembangunan Indonesia terhadap konsep, hutang, investasi,
dan suvervisi asing merupakan sebuah rekayasa negara imperialis.
2.
Kedua, pembangunan yang bertumpu pada politik pertumbuhan
Sudah menjadi persepsi umum bahwa
pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, sebaliknya pertumbuhan
ekonomi mendorong tercapainya pembangunan ekonomi. Model pembangunan yang
bertumpu pada pertumbuhan ekonomi ini merupakan dasar politik pembangunan
ekonomi Indonesia.
Model politik pertumbuhan
menempatkan persepsi kesejahteraan dan kemakmuran hanya dapat dicapai manakala
perekonomian didorong untuk menghasilkan output kegiatan ekonomi yang tumbuh
lebih besar setiap tahunnya. Pertumbuhan tersebut digambarkan oleh pertambahan
nilai produk domestik bruto (PDB). Dengan perekonomian yang tumbuh, maka
pengangguran dan kemiskinan dapat dikurangi dan dituntaskan, begitulah
logikanya.
Model ini memiliki kekeliruan yang
mendasar. Menurut an-Nabhani dalam bukunya Sistem Ekonomi Islam, politik
pertumbuhan menitikberatkan pada pemenuhan kebutuhan manusia secara kolektif
bukan pemenuhan kebutuhan setiap individu. Praktisnya politik pertumbuhan fokus
pada aspek materi yakni output yang dapat dihasilkan perekonomian. Sebaliknya,
politik pertumbuhan tidak fokus pada manusia sebagai mahluk yang harus dijamin
pemenuhan kebutuhan dasarnya. Dengan kata lain politik pertumbuhan hanya
mementingkan benda yang dihasilkan bukan manusianya.
3.
Ketiga, pembangunan yang berpihak pada pasar
Dalam model pembangunan ini, pusat
perhatian negara adalah pasar dan investor bukan umat. Keberpihakan tersebut
merupakan konsekuensi dari ketergantungan pembangunan pada utang dan investasi
asing, serta pandangan pasar dan investor sebagai lokomotif pertumbuhan.
Model pembangunan yang menjadikan
pasar dan investor sebagai pusat perhatian negara akan mendorong pemerintah
melahirkan kebijakan dan undang-undang yang bersahabat dengan pasar. Melalui
pembangunan yang pro pasar pemerintah melakukan liberalisasi ekonomi dan
liberalisasi sumber daya alam. Dengan kata lain, pemerintah menerapkan ekonomi
neoliberal.
Kesimpulan :
Kegagalan pembangunan disebabkan
oleh belum lepasnya negeri kita dari cengkraman penjajahan dan kesalahan model
pembangunan yang diterapkan. Indonesia membutuhkan lompatan solusi dengan
melepaskan ketergantungan dan keluar pakem ekonomi Kapitalis. Indonesia harus
membangun kemandirian dan menemukan konsepsi pembangunan yang benar.
Saran :
saya mahasiswa dari Universitas Islam Indonesia
BalasHapuskeep posting, terimakasih ya infonya :)