aku

aku

Jumat, 30 Maret 2012

Model Keseimbangan Sintesis klasik-Keynesian

Teori-teori makro yang dikategorikan sebagai Klasik-Keynes adlah teori-teori yang memadukan ide-ide aliran pemikiran Klasik dengan Keynes. Teori-teori tersebut amat banyak dan bervariasi. Salah satu sintesis yang paling terkenal dan banyak digunakan sebagai alat analisa adlah model IS-LM. Model tersebut menjelaskan bahwa kondisi keseimbangan ekonomi akan terccapai bila pasar barang-jasa dan pasar uang modal secara simultan berada dalam keseimbangan.

Karena terkait sekali dengan jumlah penawaran uang (money supply) maka unsur dalam grafik LM juga mencakup bunga bank ( r ), dan tingkat pendapatan.
Ada 2 grafik utama yang mesti dipahami dalam memahami kebijakan moneter dan keduannya saling berhubungan. Yang pertama grafik penawaran uang terhadap pendapatan.

Gambar 1.0 Grafik Fungsi Moneter


Bila dilihat diatas pada grafik A. Permintaan uang dinotasikan dengan L shifting ke kanan atas atau dengan kata lain terjadi peningkatan yang diakibatkan oleh grafik B yakni peningkatan pendapatan (dari Y1 ke Y2). Dan bila kita lihat lagi grafik A perhatikan bahwa r meningkat artinya suku bunga pasar akan meningkat secara otomatis. Dari sinilah makanya grafik LM kemiringannya positif.


Grafik IS - LM

Setelah kita pelajari baik grafik IS maupun LM kita diatas maka kita dapat memahami bahwa kebijakan fiskal atau pun moneter adalah menggeser-geser kurva IS atau LM dari kiri ke kanan atau sebaliknya. Lalu dengan sendirinya kita bisa melihat dampaknya terhadap suku bunga (r) ataupun pendapatan.
Titik temu antara kurva IS dan LM disebut titik keseimbangan pasar. Kurva IS mewakili pasar barang dalam kebijakan fiskal pemerintah dan LM mewakili pasar uang.

  • IS shifting ke kanan disebut fiskal ekspansif
  • IS shifting ke kiri disebut fiskal kontraktif
  • LM shifting ke kanan disebut moneter expansif
  • LM shifting ke kiri disebut moneter kontraktif

Kebijakan Moneter

Kebijakan Moneter adalah suatu usaha dalam mengendalikan keadaan ekonomi makro agar dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan melalui pengaturan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. Usaha tersebut dilakukan agar terjadi kestabilan harga dan inflasi serta terjadinya peningkatan output keseimbangan.

Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :

1. Kebijakan Moneter Ekspansif/Monetary Expansive Policy Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang edar


Bila Bank Indonesia melakukan kebijakan moneter ekspansif maka dapat meningkatkan pendapatan masyarakat karena berakibat penurunan suku bunga. Atau dengan kata lain BI melakukan kebijakan tersebut dengan menurunkan suku bunga. Dalam hal ini suku bunga SBI. Suku bunga yang turun tentu saja membuat masyarakat berpikir bahwa lebih baik uangnya diinvestasikan ke sektor riil saja ketimbang disimpan di bank.

2. Kebijakan Moneter Kontraktif/Monetary Contractive Policy Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang edar.

Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policy)
Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter, yaitu antara lain :

1. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)

Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.

2. Fasilitas Diskonto (Discount Rate)

Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah duit yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum terkadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.

3. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)

Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio.

4. Himbauan Moral (Moral Persuasion)

Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.

Kebijakan Fiskal (Fiscal Policy)

Kebijakan Fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan ini mirip dengan kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar, namun kebijakan fiskal lebih menekankan pada pengaturan pendapatan dan belanja pemerintah.
Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang berhubungan erat dengan pajak. Dari sisi pajak jelas jika mengubah tarif pajak yang berlaku akan berpengaruh pada ekonomi. Jika pajak diturunkan maka kemampuan daya beli masyarakat akan meningkat dan industri akan dapat meningkatkan jumlah output. Dan sebaliknya kenaikan pajak akan menurunkan daya beli masyarakat serta menurunkan output industri secara umum.

Kebijakan Anggaran / Politik Anggaran :

1. Anggaran Defisit (Defisit Budget)/Kebijakan Fiskal Ekspansif

Anggaran defisit adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pengeluaran lebih besar dari pemasukan negara guna memberi stimulus pada perekonomian. Umumnya sangat baik digunakan jika keaadaan ekonomi sedang resesif.

2. Anggaran Surplus (Surplus Budget)/Kebijakan Fiskal Kontraktif

Anggaran surplus adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pemasukannya lebih besar daripada pengeluarannya. Baiknya politik anggaran surplus dilaksanakan ketika perekonomian pada kondisi yang ekspansi yang mulai memanas (overheating) untuk menurunkan tekanan permintaan.

3. Anggaran Berimbang (Balanced Budget)

Anggaran berimbang terjadi ketika pemerintah menetapkan pengeluaran sama besar dengan pemasukan. Tujuan politik anggaran berimbang yakni terjadinya kepastian anggaran serta meningkatkan disiplin.


www.wikipedia.com

http://belajar-ekonomi.com/makro3.php


2 komentar: