Secara umum dalam pengembangan organisasi, memiliki tujuan untuk meningkatkan efektifitas, efisiensi dan kesehatan organisasi, hal tersebut dapat dilakukan dengan cara-cara seperti berikut :
1. Meningkatkan keharmonisan hubungan kerja antara pimpinan dengan anggota organisasi lainnya.
2. Meningkatkan kemampuan memecahkan persoalan organisasi secara lebih transparan.
3. Peningkatan keterbukaan dalam berkomunikasi
4. Peningkatan semangat kerja para anggota organisasi dan juga kemampuan mengendalikan diri sendiri.
Meskipun pengembangan organisasi orientasinya bukan hanya manajer atau pegawai organisasi lainnya, tetapi kenyataannya lebih memberikan atensi pada tingkat analisis individu.
Tyson dan
1. Meningkatkan diagnosa tentang apa yang dibutuhkan untuk memperbaiki efektivitas organisasi dan menentukan tujuan-tujuannya.
2. Mengembangkan strategi untuk mencapai tujuan.
3. Mengembangkan aktivitas untuk melaksanakan strategi.
4. Memastikan arus balik ke monitor dan mengevaluasi kemajuan.
Proses Pengembangan Organisasi
Nimran (1997) mengatakan pada dasarnya pengembangan organisasi adalah suatu pendekatan situasional atau kontingensi untuk meningkatkan efektivitas organisasi. Meskipun teknik yang digunakan berbeda-beda, prosesnya mencakup tahap-tahap sebagai berikut :
1. Pengenalan Masalah misalnya : konflik antar unit organisasi yang ada, semangat kerja rendah, biaya operasional terus meningkat.
2. Diagnosis organisasonal : manajer puncak mengundang para ahli pengembangan organisasi, lalu keduanya sepakat akan perlunya melakukan diagnosis organisasional, yang diikuti dengan pengumpulan informasi oleh ahli pengembangan organisasi (konsultan).
3. Pengembangan strategi perubahan, dimana konsultan mengemukakan hasil temuannya dan menawarkan sejumlah alternative, disertai dengan petunjuk untuk kemudahan proses pengembangan.
4. Intervensi, merupakan langkah yang menyangkut suatu perubahan atas dasar rekomendasi yang sebelumnya diperoleh melalui pengembangan strategi, bentuknya berupa perubahan struktur organisasi, pembentukan tim yang bertugas untuk mendorong semangat karyawan atau tim yang bertanggung jawab untuk program penekanan biaya.
5. Pengukuran dan evaluasi, dilakukan setelah beberapa saat pengembangan dilaksanakan misalnya catur wulan, semester atau setahun, tujuannya untuk mengukur efektivitas upaya pengembangan yang telah dilaksanakan.
Efektivitas Organisasi
Efektivitas suatu organisasi sering kali dikaitkan dengan keberhasilan organisasi tersebut untuk mencapai sasarannya. Ternyata dalam organisasi terdapat sasaran resmi dan sasaran sebenarnya. Sasaran resmi biasanya berbentuk formal dan sulit diukur sehingga tidak mudah untuk dijadikan acuan dalam pengukuran efektivitas organisasi. Sementara sasaran sebenarnya memang lebih terukur, tetapi biasanya tidak dinyatakan secara resmi.
Sasaran merupakan hal penting karena merupakan alasan bagi eksistensi suatu organisasi, dan juga sebagai patokan dalam melaksanakan proses manajemen
Berbagai Pendekatan dalam Pengukuran Efektivitas Organisasi
Dalam pengukuran Efektivitas Organisasi terdapat 3 jenis pendekatan, yaitu Pendekatan Sasaran, Pendekatan Sumber, dan Pendekatan Proses Internal. Ketiga jenis pendekatan ini mengukur efektivitas organisasi secara parsial, dan mengukur efektivitas organisasi dari sudut pandang yang berbeda.
Pendekatan Integratif dalam Pengukuran Efektivitas Organisasi
Pendekatan integratif dalam pengukuran efektivitas organisasi muncul karena. Organisasi melaksanakan berbagai jenis kegiatan dan menghasilkan bermacam-macam output sehingga pengukuran efektivitasnya lebih tepat apabila dilakukan dengan menggunakan banyak kriteria.
Birokrasi Organisasi
Pada masa Revolusi Industri, mulai terasa kebutuhan akan kemampuan untuk merumuskan dan mengelola organisasi produksi berukuran besar. Weber mengusulkan organisasi Birokrasi sebagai jawaban terhadap kebutuhan tersebut. Organisasi Birokrasi menurut Weber perlu memenuhi ciri-ciri ideal yang ia usulkan, dan ternyata tidak mudah dilaksanakan.
Pertumbuhan Organisasi dan Birokrasi
Organisasi selalu didorong untuk tumbuh menjadi lebih lengkap dan lebih besar oleh berbagai kekuatan. Menurut Greiner, organisasi selalu tumbuh dalam tahapan yang diawali oleh tahapan tumbuh dan diakhiri dengan tahapan krisis.
Birokrasi dan Performansi Organisasi
Organisasi Birokrasi bisa memberikan kinerja yang baik apabila digunakan pada situasi yang sesuai. Pada jenis situasi yang tidak sesuai kinerja organisasi birokratis cenderung buruk. Oleh karena itu, sampai sekarang terdapat kelompok yang mendukung maupun mengritik organisasi birokrasi. Organisasi yang mengalami kemunduran ternyata bisa disebabkan oleh alasan yang muncul dari dalam organisasi ataupun dari kondisi lingkungannya
Diferensiasi Horizontal
Kompleksitas menunjukkan derajat diferensiasi (perbedaan) yang terjadi dalam sebuah organisasi, baik ke arah horizontal, vertikal, maupun spasial (menurut ruang atau daerah). Diferensiasi horizontal menggambarkan derajat perbedaan antara unit-unit atau fungsi-fungsi organisasi sehingga setiap unit atau fungsi perlu ditangani oleh tenaga kerja dengan pengetahuan dan keterampilan khusus (spesialisasi).
Diferensiasi Vertikal
Kompleksitas menunjukkan derajat diferensiasi (perbedaan) yang terjadi dalam sebuah Organisasi, baik ke arah horizontal, vertikal, maupun spasial (menurut ruang atau daerah). Diferensiasi vertikal menggambarkan tingkat kedalaman atau banyaknya tingkatan hierarki antara pimpinan puncak hingga tingkatan paling rendah dalam sebuah organisasi. Diferensiasi spasial atau sebaran ruang menunjukkan derajat penyebaran bagian-bagian organisasi pada lebih berbagai lokasi, baik menurut jumlahnya maupun menurut jarak sebarannya.
Sumber ;
Komang Ardana, Ni Wayan Mujiati, Anak Agung Ayu Sriathi., Perilaku Keorganisasian Edisi 2, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2009.
Prof. Dr. J. Winardi, S.E., Manajemen Perilaku Organisasi, 2004
http://blog-indonesia.com/blog-archive-6323-327.html
http://massofa.wordpress.com/2009/12/04/perkembangan-teori-organisasi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar