aku

aku

Senin, 28 Oktober 2013

Kasus 1 Bisnis Yang Tidak Beretika

Praktik bisnis tidak beretika di Yogyakarta semakin mengkhawatirkan, terutama di bidang pendidikan, keuangan, dan bisnis properti. Tiap pengusaha diharapkan bisa secara sadar melaksanakan bisnis beretika, sedangkan masyarakat serta pemerintah harus terus mengawal. "Catatan akhir tahun untuk bidang pendidikan, keuangan, dan bisnis properti sangat buruk. Kami juga terus menyoroti bisnis tidak beretika di bidang perdagangan dan kesehatan," ujar Ketua Lembaga Ombudsman Swasta (LOS) DIY Budi Wahyuni.
Di bidang pendidikan, masih terjadi praktik pendidikan tak beretika, sepeti jual beli ijazah dan gelar. Beberapa lembaga pendidikan juga menawarkan iming-iming lulus langsung kerja tanpa kejelasan sistem perkuliahan. "Cenderung semakin kreatif untuk tidak beretika, padahal di tengah kota pendidikan," ujarnya. Pengaduan pelanggaran prinsip bisnis beretika di bidang properti juga terus mengalir, antara lain menyangkut perizinan dan kualitas konstruksi. Penipuan berkedok investasi banyak dijumpai. Saat ini LOS sedang memproses praktik bisnis tidak beretika pada outsourcing penyedia satpam. Beberapa pengaduan yang masuk ke LOS menyebutkan, para satpam diperkirakan tak memperoleh pelatihan dan pendidikan standar satpam. Padahal, mereka dikenai biaya pelatihan yang biasanya dilimpahkan ke lembaga kepolisian.
Ketika berlatih di Kepolisian Kota Besar Yogyakarta, misalnya para satpam hanya diajari tentang baris-berbaris selama dua hari. Sesuai pelatihan, mereka juga tak memperoleh sertifikat. "Sehingga terjadi kebingunan apakah sudah dianggap selesai mengikuti pelatiham satpam ketika keluar dari outsourcing," ungkap Budi.
Meski upah minimum provinsi dipenuhi, satpam juga tidak mengeluh tidak adanya uang lembur ketika bekerja pada hari libur. Bisnis tidak beretika di kalangan outsourcing satpam terjadi di banyak tempat dan menimpa lebih dari 600 satpam. Berdasarkan pengaduan yang masuk, LOS akan mengundang pihak-pihak terkait untuk memberikan keterangan. Penelusuran tentang kejelasan masalah juga akan terus dilakukan, "Tak beretika karena tidak ada transparansi." Tutur Budi. (WKM)

Analisa Terhadap Kasus Tersebut
Bisnis yang tidak beretika banyak terjadi di Yogyakarta, contohnya dalam bidang Pendidikan dan bidang Properti. Dalam bidang Pendidikan, masih terjadi praktik pendidikan tidak beretika seperti jual beli ijazah dan gelar, serta iming-iming lulus langsung kerja tanpa sistem perkuliahan. Seharusnya hal ini tidak boleh dilakukan karena pendidikan bukan sebagai tempat bisnis tapi merupakan wadah untuk membentuk generasi yang pintar, handal demi tercapai Sumber Daya Manusia yang berkualitas tinggi.
Sementara di bidang properti, terjadi pelanggaran menyangkut perizinan dan kualitas konstruksi. Kemudian terjadi juga pada outsourcing penyedia satpam, para satpam tidak memperoleh pelatihan dan pendidikan standar satpam, padahal mereka dikenai biaya pelatihan yang biasanya dilimpahkan ke lembaga kepolisian, sehingga mereka  tidak mempunyai sertifikat. Hal ini menyebabkan banyak perusahan-perusahan tidak mempunyai kualitas satpam yang baik, sementara satpamnya sendiri tidak mendapatkan upah yang seharusnya.

Sumber: 
http://202.146.5.33/kompas-cetak/0712/19/jogja/1046044.htm
4 oktober 2009 04:38 pm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar